Activity Based Costing (ABC) sebagai sebuah metode akuntansi telah populer semenjak tahun 1980an karena metode ini mampu mencegah distorsi biaya yang biasa terjadi pada metode akuntansi biaya tradisional. Sebagai sebuah metode penetapan biaya baru metode ini memberikan laporan riancian biaya dan proses berdasarkan aktivitas, sehingga metode ini mampu memberikan perhitungan dan penetapan biaya yang lebih tepat dibandingkan metode sebelumnya.
Ada dua tujuan dari penetapan biaya berdasarkan metode ABC yaitu, pertama untuk mencegah distorsi. Distrorsi biaya terjadi karena penetapan biaya tradisional mengkombinasikan seluruh biaya tidak langsung kedalam satu kelompok biaya. Biaya ini dialokasikan dengan basis beberapa sumber daya umum untuk seluruh produk perusahaan. Metode ABC menghilangkan distorsi ini dengan menggunakan beberapa kelompok biaya (aktivitas) dan pencetus biaya. Tujuan kedua adalah untuk meminimalkan aktivitas-aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah dengan menyajikan tampilan proses.Tujuan ini dapat dicapai dengan oleh analisis aktivitas dengan beberapa kelompok biaya (aktivitas) dan pencetus biaya. Karena kelebihan inilah maka metode ini banyak diadopsi oleh industri manufakturing sebagai metode penetapan biaya baru tidak kecuali rumah sakitpun mulai menggunakan metode ini sebagai dasar perhitungan penetapan harga pokok layanannya.
Sesuai dengan peta jalan kesehatan Indonesai yang akan memasuki era universal coverage (cakupan semesta) tahun 2019 dan berlanjutnya sistem pembayaran paket seperti INA CBG’s, maka kondisi rumah sakit saat ini menjadi kondisi ideal untuk mengaplikasikan metode penetapan biaya berbasiskan metode ABC.
Suneel Udpa (1996) menyatakan bahwa sistem penetapan biaya akutansi tradisional di rumah sakit seperti biaya langsung (penggunaan ruang operasi, prosedur diagnostik, uji laboratorium, farmasi dan terapi fisik) akan dibebankan secara langsung kepada pasien. Namun biaya tidak langsung atau biaya overhead untuk seluruh operasi rumah sakit (termasuk unit-unit di rumah sakit) biasanya akan diakumulasikan dan dibagi dengan jumlah total hari rawat pasien untuk menentukan biaya per pasien. Dalam sistem ini rumah sakit mengasumsikan biaya tidak langsung (overhead cost) per hari rawat pasien adalah sama tidak memperdulikan tipe pasien, tingkat perawatan, prosedur perawatan atau lama hari rawat. Namun faktanya tidak seluruh overhead cost bervariasi dengan hari rawat pasien seperti contohnya biaya pendaftaran pasien. Di sisi lain pasien dengan hari rawat yang pendek tetapi membutuhkan perawatan yang ekstensif akan membutuhkan biaya hari rawat pasien yang tinggi dibandingkan dengan pasien yang membutuhkan hari rawat yang lama dengan perawatan yang minimal. Oleh karenanya sistem akutansi biaya tradisional ini akan memberikan laporan biaya yang terdistorsi perpasien ketika perawatan pasien berbeda dalam bentuk baik tingkat perawatan atau jumlah perawatan (hari rawat).
Metode ABC adalah sebuah sistem informasi yang merawat dan memproses data aktivitas-aktivitas rumah sakit dan produk atau jasa. Metode ABC mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan untuk menelusur/mengusut biaya dan kemudian menggunakan berbagai pencetus biaya (cost driver) untuk menelusur biaya aktivitas pada produk atau jasa akhir. Cost driver adalah faktor yang menyebabkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas.
Penggunaan metode ABC ini selanjutnya akan memberikan informasi perhitungan biaya bagi harga pokok produk (harga pokok layanan) dengan lebih cermat dibandingkan dengan metode tradisional dengan cara mengukur konsumsi sumber daya dari setiap aktivitas yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk.
Teknik perhitungan pembiayaan produk berbasikan aktivitas dalam perkembanganya bertujuan untuk menyajikan biaya produk yang lebih akurat melalui penelusuran biaya ke produk melalui aktivitas. Dengan kata lain menguraikan sumber daya yang dibutuhkan produk dan aktivitas yang dibutuhkan produk
Perbedaan mendasar metode akuntansi tradisiona dan metode ABC adalah bagaimana menentukan biaya tidak langsung dan biaya mana yang ditentukan bagi produk dalam sistem ABC. Biaya-biaya ini seperti biaya keahlian teknis, pemasaran, distribusi, dan administrasi walaupun ada beberapa fasilitas terkait biaya yang tidak dapat dimasukan atau dikelompokan.
Dalam metode ABC ini sistem informasi biaya berbasiskan aktivitas didisain untuk memotivasi personel dalam merdeuksi biaya melalui pengelolaan aktivitas. Metode ABC dibentuk berdasarkan keyakinan bahwa biaya dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan terhadap penyebab timbulnya biaya yaitu aktivitas. Di sini pengelolaan aktivitas ditujukan untuk untuk mengrahkan dan mengarahkan seluruh aktivitas organisasi ke penyediaan produk atau jasa guna memenuhi kebutuhan pelanggan (Bastian, 2008)
Daftar Pustaka
Bastian Indra, 2008., Akuntansi Kesehatan Jakarta., Penerbit Erlangga
Suneel Udpa (1996). Acti vi ty-based costing for hospi tals Health Care, Management Review, 21(3):83-96.
Leave a Reply